Menemukan cara baru untuk merespons

Tangguh bertahan dalam menghadapi pandemic 

Ketika kita melihat kembali apa yang terjadi dalam dua tahun terakhir di seluruh dunia, orang hanya bisa menghela nafas. Kita sebenarnya tidak pernah siap untuk .menghadapi hal ini. 

Terkurung selama beberapa bulan di Filipina memaksa kami untuk menata ulang kehidupan sosial kami. Kita cenderung melihat setiap anggota keluarga dari sudut yang berbeda; pandemi menyadarkan kita bahwa keluarga adalah harta yang harus kita jaga. 

Semua orang khawatir walau hanya terkena flu atau sekedar bersin-bersin, karena hal tersebut bisa ditafsirkan berbeda. Ketika Anda pergi ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan, ada kemungkinan Anda akan ditempatkan di ruang isolasi tanpa kerabat di dekat Anda. 

Kepanikan dan kesendirian adalah musuh terburuk kita. 

Hanya karena kita tidak memiliki kendali atas situasi yang ada dan merasa tidak berdaya hal itu akan membuat kita merasa tersesat. 

Satu hal baik yang terjadi selama situasi yang mengganggu dan menantang ini adalah kreativitas kita yang diperas. 

Di negara kami, pergerakan barang terhenti karena adanya lockdown. Orang-orang lapar. Hasil pertanian perlu disebarkan. 

Hal ini menyebabkan muncul konsep baru yaitu: “Produce Peace Plus”. Produce Peace Plus adalah cara memindahkan produk dari peternakan ke meja konsumen sekaligus memberikan solusi untuk produk yang dibuang karena lock down. Kami mampu memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. 

Kreativitas berasal dari Pencipta kita yang agung. 

Sebagai manusia, kita tunduk kepada Dia yang telah menciptakan kita, sehingga kita harus berkata, “Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.” 

Meskipun kita menikmati ciptaan Tuhan, kita tidak boleh menyembah Ciptaan itu sendiri selain daripada Sang Pencipta. Ketika kita memercayai Tuhan, Sang Pencipta yang kreatif memberikan cara-cara imajinatif untuk menjawab tantangan yang muncul selama pandemi dan seterusnya. 

—Joji Pantoja adalah ketua Komisi Perdamaian dan pendiri dan pimpinan eksekutif Coffee for Peace di Davao, Filipina. 

Minggu Perdamaian 2022

 

You may also be interested in:

Kintsugi: a rough pottery cup with broken seams filled with gold

Peace with broken pieces

Kekuatan dalam tangguh bertahan Kesaksian Minggu Perdamaian 2022 “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka... Selengkapnya